Pesona Keindahan Wisata Lembah Harau Sumatera Barat

 Pesona Lembah Harau: “Hijau, Bening, Menyegarkan Mata”

 oleh Dodi Saputra


             Pesona Kabupaten Lima Puluh Kota kian menawan. Wisatawan dari luar daerah dan kota-kota di Sumatera Barat menjadikan daerah ini sebagai salah satu kunjungan pilihan. Tak terkecuali bagi segenap guru-guru di MTs. S. An-Nur Padang. Kawasan Lembah Harau yang begitu memikat itu menjadikan tempat itu sebagai kunjungan pertama. Pertama memijakkan kaki di tanah ini, yang terasa adalah hawa sejuk dan segar. Hal itu disebabkan di selingkaran mata memandang terdapat hamparan pepohonan menghijau. Apalagi menyempatkan membasuk wajah di airnya yang begitu dingin dan segar. Penat selama bekerja di kota, udara kotor dan keruh air di kota, semuanya hilang berganti kesejukan dan kesegaran air di Lembah Harau ini.

 

Surau di Selingkaran Lembah Harau

            Pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah. Sekitar menjelang siang hingga tengah hari. Satu kesempatan yang dinanti-nanti pengunjung khususnya umat muslim, mereka segera menunaikan Salat Zuhur. Tak perlu jauh-jauh mencari tempat shalat, pengunjung bisa langsung melihat surau yang di kelilingi tebing tinggi di Lembah Harau ini. Sebuah surau yang bersih dan lapang siap menampung jamaah untuk berwudhu dan salat. Hal ini semakin membuat pengunjung merasa nyaman beribadah di sana.

            Air yang sejuk dan lingkungan yang bersih adalah keunggulan tempat ini. penat di bus atau kendaraan bermotor lainnya bisa hilang seketika setelah membasuh muka dan menghirup udara segar setelah salat. Pengunjung semakin santai melanjutkan aktivitas lain seperti makan siang dan berfoto-foto ria di banyak sudut pemandangan indah lainnya. Makan siang kali ini ditemani ikan-ikan besar di sungai itu. Ikan-ikan seperti Ikan Mas turut mengisi aliran sungai.

 

Bersampan di Lembah Harau

            Tak jauh dari surau tersebut, pengunjung akan melihat orang-orang Hanya berjalan sekitar lima puluh meter saja, sudah sampai di spot sampan-sampan. Hanya bermodal lima belas ribu rupiah, sampan bisa dinaiki satu sampai tiga orang. Ini adalah kesempatan buat pengunjung yang gamang menaiki perahu di laut maupun di danau. Sampan di tempat wisata ini berjalan di atas air yang dibuat senyaman mungkin dengan kawanan ikan emas di bawahnya. Pengunjung juga dibuat santai, sebab kedalaman air cukup dangkal. Pengunjung bisa mendayung sampan dari pertama naik sampan sampai berkeliling di selingkaran taman.

            Berfoto adalah kesempatan baik di atas sampan. Tak perlu jauh-jauh, jasa foto juga sudah menanti di tepi sungai buatan itu. cukup dengan sepuluh ribu rupiah, foto ukuran 10 R sudah siap dibawa pulang. Murah dan meriah, kenang-kenangan itu kini sudah dalam genggaman. Menaiki sampan cukup menguji nyali pengunjung. Tak hanya itu, berfoto bersama pasangan terkasih pun menjadi lebih indah. Apalagi di bawah sampan berkeliaran ikan-ikan Mas berukuran besar nan menggoda. Pengunjung bisa sekalian memberi makan dari atas sampan. Dengan begitu, momen kunjungan ini menjadi lebih menyenangkan.

           

Rumah Gadang dan Taman Bunga

            Dari sungai buatan itu, berhadapan langsung dengan ikon Rumah Gadang dengan desain menarik. Di bagian depannya juga dihiasi taman bunga yang tertata rapi dan berwarna-warni. Sungai-sungai kecil mengalir juga di halaman depannya. Inilah satu spot lagi yang sayang dilewatkan untuk berfoto. Suasana seperti ini semakin membuat pengunjung mengagumi Rumah Gadang sebagai salah satu rumah adat yang ada di tempat wisata seindah ini. Rumah Gadang bukan hanya di museum tertentu, hadirnya Rumah Gadang ini juga mengingatkan kedudukan Rumah Gadang sebagai tempat bagi masyarakat Minangkabau untuk bermusyawarah mencapai mufakat bersama.

 

Pesona Kelok 9 dan Wisata Pulang

            Mengunjungi Kabupaten Lima Puluh Kota kurang lengkap rasanya bila belum melewati kelok 9. Kelokan yang dibuat arsitek masa kini itu begitu mengagumkan. Tiang-tiang penyangga yang kokoh dibuat untuk perlintasan kendaraan. Serupa melayang, pengendara dan penumpang diperlihatkan pemandangan pepohonan hijau dan bukit-bukit terjal. Kelok 9 yang tajam menguji adrenalin pengendara. Ini pula satu sisi unik kelok 9 ini. tetapi, setelah melewati jalan itu, pengunjung sampai di puncak jalan.

            Saat pengunjung berhenti dan turun bus, pengunjung dihadapkan pada penjual di tepi jalan. Warung-warung kecil berjejer di sepanjang tepian jalan. Di balik warung itu pula, ada satu spot lagi untuk berfoto. Di sini tampaklah kelok 9 dengan pesonanya. Spot ini sungguh sayang dilewatkan. Maka tak heran bila ada pengunjung yang ke sini rela menembus hujan untuk berfoto di atasnya.

            Sepulang dari tempat ini, bila pengunjung hendak singgah lagi, bisa meluncur ke kota wisata berikutnya, yakni Bukittinggi. Pengunjung bisa menikmati Jam Gadang di senja hari. Kota Bukittinggi terkenal dengan kota wisata seolah tak kenal lengang pengunjung. Menjelang senja pun, wisatawan dan pengunjung berlalu-lalang di pelataran Jam Gadang.*(Padang, 2016)

Komentar