Tangan-tangan
Hijau Kota Padang
Giatkan
Kebun Bibit Bersama Warga
Pesiar oleh Dodi Saputra
Dalam
kesehariannya, manusia tidak terlepas dengan alam. Alam yang terdiri dari hewan
dan tumbuhan. Pada kajian seputar dunia tumbuhan, segenap tumbuhan hijau memiliki
peran yang sangat penting dalam membantu kelangsungan hidup manusia. Selain
berperan sebagai penghasil oksigen dan peneduh suhu, tumbuhan juga menjadi
bahan makanan utama bagi manusia sehari-hari. Sehingga, sampai saat ini manusia
terlihat tampak serius dalam mengupayakan agar ekosistem yang telah ada
tersebut di permukaan bumi ini tetap terjaga keasriannya.
Ada
banyak tanaman yang hidup. Mulai dari tanaman liar hingga tanaman yang
bermanfaat bagi manusia. Pada tumbuhan yang terdapat di dekat manusia,
khususnya sekitar pekarangan rumah, biasanya dijadikan sebagai kebun sederhana
dan taman bunga. Ternyata, sebuah lahan di pekarangan rumah itu semakin
bernilai, ketika didirikan di sana sebuah pondok bibit. Pondok bibit yang
didesain sedemikian rupa demi mengembangbiakkan tanaman sayur-sayuran dan
lainnya. Bibit-bibit tanaman itu saat ini juga dikelola dengan baik oleh sebuah
wadah yang berhimpun dalam kelompok wanita tani di kota Padang.
Ketika
mencoba melihat lebih dekat lagi, ternyata terdapat kelompok wanita pemerhati
rumah hijau yang memberi nama (Kelompok Wanita Tani) KWT Mawar IV yang
beralamat di Jalan Maransi Kelurahan Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah, Padang.
Mereka adalah para ibu-ibu yang telah berhimpun dalam barisan padu dalam upaya
menggiatkan pondok pembibitan tanaman pangan di daerah tersebut.
Sedari
akhir tahun 2013, Desember yang lalu, kelompok tani wanita ini telah memulai
kegiatan penghijauan ini dari dukungan anggaran yang diperoleh dari pengajuan
program usaha kebun bibit ini ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Pengajuan program
itu pun akhirnya mendapat lampu hijau dengan didukungnya usaha tersebut dengan
dukungan materil dari pemerintah. Kemudian, setelah diberikan kesempatan emas
untuk melaksanakan usaha tersebut, segenap ibu-ibu berbekal semangat yang kuat,
mereka segera mendirikan kebun bibit di pekarangan rumah salah satu anggota,
Ibu Mulida, A.Md.
Proses
pembibitan pun dilakukan dengan mekanisme yang telah dikuasai sebelumnya. Pembuatan
rak-rak bibit, pembuatan dan penyediaan pot, sistem pengairan, pola pemupukan yang
rutin dan perawatan berkala pun dilakukan demi tumbuhnya tunas-tunas hijau muda
dari bibit tersebut. Sampai saat ini, bibit tersebut telah mulai tampak pertumbuhannya.
Daun-daun yang sudah menghijau, buah-buah tanaman pangan yang sudah mulai
memerah dan batang tanaman yang mulai kokoh untuk menopang tanaman itu sendiri.
Penyusunan rak-rak berdasarkan jenis tanaman dimaksudkan agar memudahkan untuk
pemupukan dan pengelompokannya.
Secara
struktural, pengelolaan kelompok wanita tani ini telah tersusun rapi. Dalam
menjalankan program tersebut, terdapat ketua tim yakni Ibu Paisah. Beliau
dibantu oleh Sekretaris, Ibu Deswati, S.Pd dan Ibu Mulida, A.Ma. selaku
bendaharanya. Demi membantu perawatan dan keberlangsungan tanaman, mereka juga
dikuatkan oleh anggota tim, yaitu Ibu Kartini, S,Pd, Ibu Yuliar, Ibu Yulidar, Ibu
Rosneli Amir, Ibu Nurhayati, Ibu Dra. Murni, Ibu Sri Murni, Ibu Sri Sufreni,
S.Pd, Ibu Jayyar, Ibu Jasmaniar, Ibu Janiar, Ibu Suharti dan Ibu Nur`aina. Dari
enam belas orang ibu-ibu kelompok wanita tani tersebut, mereka telah memiliki keahlian
dan keterampilan masing-masing dalam menumbuhkan dan mengembangkan budidaya
tanaman yang ada secara efektif dan efisien.
Saat
ditemui wartawan pagi itu, Ketua Tim KWT Mawar IV, Ibu Paisah yang tengah
memasukkan tanah bercampur pupuk ke dalam pot hitam itu menuturkan, “Semua bibit
ini diberikan pupuk-pupuk yang cukup agar tanaman tumbuh dan berkembang bagus
nantinya.” Jelas Ibu yang tak takut kotor ini.
Dari
segi pengelolaan kegiatan ini, pada mulanya didukung pendanaan dan pemerintah
provinsi Sumatera Barat. Bukan sebuah persaingan yang mudah untuk dapat lolos
dari seleksi yang cukup ketat itu. Sedari pengajuan program dari kelompok KWT ke
kelurahan, kemudian berlanjut ke Badan Ketahan Pangan tingkat kota dan Badan
Ketahan Pangan tingkat Provinsi Sumatera Barat. Semua proses itu dilalui dengan
pencapaian akhir yang menuai hasil.
Dari
ketersediaan anggaran itu digunakan untuk pembuatan kebun bibit, pembuatan rak,
dan segala kelangkapan keperluan yang dibutuhkan. Demi pemerataan dan
pemberdayaan anggota, anggota tim dicarikan pula. Dengan modal 400 ribu dikali
sebanyak 16 orang, dioptimalkan pembibitan sebagai persediaan bibit. Bibit yang
ada saat ini diperoleh dari pembelian di toko tani dan diolah, lalu diberikan
pada anggota. Di samping itu, juga ada stok khusus untuk menanggulangi jika ada
penambahan kebun bibit yang baru lagi.
Tanaman
yang mulai menampakkan hijaunya itu disusun dengan mengelompokkan tanaman
secara teratur. Diberikan pupuk secara proporsional, seperti pupuk urea, pupuk
NPK dan lain-lain. Ada banyak tanaman di kebun bibit itu. Pada mulanya, jenis
tanaman yang ditanam sebenarnya hanya ada tiga, namun dikembangkan lagi menjadi
lebih banyak lagi. Di antaranya ada kangkung, bayam, cabe, sawi pangsit dan seledri
serta kacang panjang.
Dari
segi lokasi, tim KWT Mawar IV ingin membuat kebun pecontohan yang memadai pula.
Saat ini sedang dicari lagi kebun percontohan dalam waktu dekat ini. Sementara ada
tempat yang lebih bagus dan tentunya akan lebih memudahkan pertumbuhan tanaman.
Bukan hanya berpikir penambahan saja, namun pada aspek perawatan juga
diperhatikan, antara lain dalam hal menyiram secukupnya jika cuaca panas,
dijaga dari serangan hama dan hewan-hewan penggangu, dipupuk agar tanam tetap
terjaga kesuburannya.
Saat
ini, juga telah tampak daun-dan yang bernas, dan buah-buah yang siap dipetik.
Melihat itu, maka hasil kebun ini mampu dijadikan untuk membantu dapur para
anggota yang juga membantu program dari pemerintah kota dan pemerintah provinsi
dalam meringankan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Saat dipetik buah-buah itu,
maka akan ditanam lagi yang baru, dengan tujuan kesinambungan tanaman. “Penambahan
jumlah bibit yang digiatkan pun disesuaikan dengan ketersediaan anggaran ada, atau
pun kalau tidak ada, kami punya semangat yang besar untuk menambah kebun bibit
yang lain.” Ujar Ibu Mulida, pemilik pekarangan kebun bibit saat ini.
Berbekal
semangat yang kuat bersama tim KWT, sedang diupayakan akan ada penambahan lagi
kebun baru di pekarangan sekitar itu. Pada masanya nanti kalau berbuah, bisa kemudian
diserahkan kepada kelompok. Pada tahap selanjutnya kelompok ini langsung
bergerak untuk mencarikan bibit baru, pemupukan juga terus diberikan, serta memilih bibit yang bagus untuk pertumbuhan yang baik.
Melihat
lokasi pekarangan yang telah ada, yakni di sekitar pemukiman masjid. Dan akan
juga dibuat penambahan kebun bibit di samping masjid yang kesehariannya
terdapat banyak santri yang belajar di TPQ dan TQA Masjid Nurul Haq Maransi. “Sebaiknya
kalau para santri mau turut serta dan mampu, kemudian segenap pembina mau
membantu memberikan arahan pada mereka, mudah-mudahan bisa berjalan baik.
Sehingga di daerah ini ada kebun PKK, juga ada kebun santri sebagai bentuk
kepedulian warga terhadap lingkungan. Tentu hal itu maka akan lebih bagus
pula.” Tambah Ibu Mulida selaku Bendara Tim KWT Mawar IV ini. ***
(Dodi
Saputra, bergiat di FLP dan Rumahkayu Sumatera Barat)
Komentar
Posting Komentar